Sunday, May 30, 2010

KEJAHATAN ITU BUKAN SATU KEBETULAN..




بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيم

Kejahatan itu bukan satu kebetulan. Ia adalah satu kebiasaan yang terbentuk perlahan-lahan, tahap demi tahap. Pertama kali terbuat dosa, hati akan diburu rasa bersalah. Jiwa resah kerana diri menentang fitrah. Kesalnya bukan main. Sesalnya sungguh merimaskan. Rasa bersalah itu memang resah.
Benarlah seperti yang sering diungkapkan, bila manusia berdosa dia bukan sahaja menentang Allah tetapi juga menentang dirinya sendiri.

Namun rasa berdosa itu tidak lama. Jika dosa yang sama dibuat kali kedua, ketiga dan seterusnya... rasa bersalah itu akan hilang. Sedikit demi sedikit. Lalu akhirnya, hati itu telah terbiasa dengan dosa. Rasa bersalah tidak muncul lagi. Ia sirna dimamah oleh dosa demi dosa. Jika dulu ada air mata yang mengalir kerana kekesalan dan penyesalan... tetapi di tahap kedua ini, tiada air mata lagi. Alah bisa tegal biasa. Hati telah tega untuk berdosa.

Dosa itu racun yang disalut kemanisan. Dosa yang dilazimi tidak akan terhenti kesannya pada hati. Dari tahap terbiasa dengan dosa, kederhakaan meningkat lebih parah lagi. Tibalah hati pada tahap ketiga, yakni seronok dan rasa indah dengan dosa. Diri sentiasa mengintai peluang dan ruang untuk melakukannya. Rasa ketagih dengan maksiat, rasa gian dengan kemungkaran, mencengkam hati dan diri. Racun dosa terasa nikmatnya. Tiada lagi rasa bersalah. Bisa dosa yang terbiasa menjelma menjadi fatamorgana nikmat yang tiada taranya.




Nafsu tidak pernah puas. Kehendaknya tiada batas. Syaitan tidak pernah tidur. Usahanya tidak pernah kendur. Lalu apabila syaitan meluncur laju di lebuhraya nafsu, diri yang seronok dengan dosa itu dirasuk untuk ’maju’ setapak lagi. Itulah tahap ke-empat yang lebih dahsyat dan sesat. Keseronokan dosa menjadi si berdosa itu menjadi pembela dan pejuangnya. Dosa di promosi dan di hiasi sebagai jalan kebenaran dan denai keindahan. Jangan ada pembela agama yang bercakap tentang akhirat dan kiamat... pejuang dosa itu pun bangun menentangnya dengan seluruh upaya dan kudrat.


Justeru wahai diri, berhati-hatilah dengan dosa. Jangan tertipu oleh kecil atau remehnya suatu kederhakaan. Ingat, tusukan dosa bukan seperti belati yang membunuh tiba-tiba, tetapi ia umpama api dalam sekam yang membara dalam diam. Ketelanjuran kali pertama jangan disusuli oleh kesengajaan kali kedua. Kelak akan menyusul perancangan dan perjuangan atas nama dosa.


Wahai diri... ketika rasa bersalah singgah di dalam hati pada kali pertama kau berdosa, ketahuilah itu adalah ’peringatan’ yang Allah bekalkan secara tabii untuk menjaga fitrah insani. Itu petanda yang hatimu masih hidup. Penyesalan itukan syarat taubat? Maka susulilah dengan syarat kedua dan ketiga (jika dosa itu dengan Allah). Jika dosa itu dengan manusia, tambahlah lagi dengan syarat yang keempat. Tidak mengapa jika kau terlanjur lagi berdosa selepas itu. Bertaubatlah kembali. Hatimu akan hidup lagi. Selagi ada rasa bersalah, selagi itulah ada sarana untuk kembali kepada Allah. Jangan putus asa oleh taubat yang patah, kerana kasih sayang Allah akan menumbuhkan taubat kali kedua, ketiga dan seterusnya.


Wahai diri, biarlah dirimu jatuh bangun, merangkak tegak, dalam taubat demi taubat yang tidak ‘menjadi’ berbanding larian dosa yang maju dan laju tanpa henti-henti. Lebih baik terbentur, daripada patah. Lebih baik hatimu selalu terdera oleh rasa berdosa sepanjang hayat, daripada tertipu oleh ‘nikmatnya’ yang menyebabkan siksa selamanya di akhirat.

Wahai diri, ingatlah... sekalipun kau terhijab daripada mengecapi nikmat ketaatan, tapi jangan sampai kau tertipu oleh nikmat kejahatan. Berhati-hatilah menjaga hati. Tidak mengapa kau selalu menangis kerana dosa... tetapi jangan sampai kau tersenyum kerananya! Ingatlah selalu, kejahatan yang menyebabkan kau menangis, lebih baik daripada kebaikan yang menimbulkan rasa takabur! Sama-samalah mengambil iktibar....

Friday, May 21, 2010

DETIK-DETIK TERAKHIR KHALIFAH UMAR R.A..




بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيم

Disebutkan bahwa Umar ra ditikam setelah mengatakan, Dirikanlah shaf shaf kalian! kepada orang orang di masjid dan baru hendak melakukan
takbhiratul-ihram. Akibat tikaman itu Umar roboh. Umar pun digotong menuju rumahnya. Saat itu matahari hampir terbit. Abdurrahman langsung menggantikan Umar ra mengimami shalat subuh dengan membaca surat pendek pada kedua rakaatnya.

Dalam waktu yang kritis itu, orang orang segera memberikan nabiz kepada Umar. Namun, nabiz yang diminumkan itu keluar lewat luka luka bekas tikaman. Mereka pun lalu meminumkan susu, tapi susu itu juga keluar dari lukanya. Melihat demikian orang orang menenangkanya, Tak ada yang perlu engkau khawatirkan. Umar pun berkata, Tentu, sebab sekiranya ada yang pelu dikhawatirkan karena pembunuhan, pasti sekarang aku sudah mati terbunuh!

Demi Allah! Umar melanjutkan perkataannya, Aku ingin, ketika aku
meninggalkan dunia ini, aku berada dalam keadaan dengan rezeki apa adanya. Tiada kewajiban yang harus aku bayar dan hak yang harus kuambil. Sungguh persahabatanku dengan Rasulullah saw, suci murni. Saat itu terdengar Ibnu Abbas ra memuji Uma. Umar ra berkata, Seandainya aku memiliki emas sepenuh bumi ini, sungguh akan aku pergunakan untuk menebus diriku dari malapetaka hari kiamat. Adapun perkara kekhalifahan, aku serahkan pada permusyawaratan Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah, az-Zubair ibnul Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan Saad bin Abi Waqqash. Umar ra pun memerintahkan Shuhaib untuk mengimami shalat.(mungkin maksudnya shalat Dhuhur dst-pen)

Dalam saat saat kritis itu, Umar juga mengatakan,
Segala puji bagi Allah, yang telah tidak mentukan kematianku di tangan orang yang mengaku dirinya muslim Umar kemudian memanggil putranya, Abdullah dan berkata, Wahai Abdullah, periksalah berapa jumlah hutangku semua! Setelah dihitung, ternyata jumlah hutang Umar sebanyak 86 ribu atau sekitar itu. Maka Umar berkata, Jika harta keluarga Umar cukup untuk menutupi utang utang tersebut, bayarlah dengan harta mereka! Namun bila tidak cukup, tolong minta sisanya kepada bani Addi. Dan bila masih tidak cukup juga, tolong minta kepada kaum Quraisy! Umar kemudian menyuruh Abdullah, Dan sekarang, wahai Abdullah, pergilah kamu menjumpai Ummul Mukminin, Aisyah, dan katakan kepadanya bahwa Umar mohon diizinkan untuk dimakamkan bersama kedua sahabatnya
(Rasulullah saw dan Abu Bakar ra).

Abdullah segera menemui Aisyah ra dan menyampaikan pesan ayahnya. Aisyah pun berkata, Sebenarnya, tempat itu ingin kuperuntukkan untuk diriku sendiri, akan tetapi pada hari ini aku lebih mengutamakan Umar daripada diriku. Abdullah kemudian kembali kepada ayahnya untuk memberitahukan baahwa Ummul Mukminin memperkenankan permintaanya. Mendengar hal itu, Umar mengucapkan. Alhamdulillah. Ketika itu ada salah seorang yang hadir di sana dan mengatakan, Wahai Amirul Mukminin, angkat dan wasiatkanlah bagi kami seorang khalifah penggantimu! Umar menjawab, Aku tidak melihat seorangpun yang lebih pantas dalam masalah ini selain beberapa orang yang pada saat Rasulullah saw wafat, beliau ridha terhadap mereka.

Umar ra lantas menyebutkan enam nama sahabat, yaitu Ustman bin
Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah, az-Zubair ibnul Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan Saad bin Abi Waqqash. Ikut hadir bersama mereka Abdullah bin Umar, akan tetapi ia tidak menentukan apa apa dalam perkara ini. Selain itu Umar ra juga mewasiatkan seperempat dari hartanya.

Wasiat Umar kepada Khalifah Sesudahnya (yg belum terpilih), Aku wasiatkan kepadamu untuk bertakwa kepada Allah swt. Yang tiada sekutu bagi-Nya. Aku wasiatkan kepadamu agar memperlakukan kaum Muhajirin yang terdahulu dengan baik, yaitu dengan menghormati mereka karena hijrah mereka.Aku wasiatkan agar engkau memperlakukan kaum anshar dengan baik, sambutlah kebaikan mereka dan maafkanlah kesalahan mereka.

Aku wasiatkan agar engkau memperlakukan penduduk setiap kota dengan baik karena mereka adalah penolong Islam, pemanas hati musuh, dan pemungut cukai. Janganlah engkau memungut pajak mereka jika kalau kerana kebaikan mereka memberikannya. Aku wasiatkan agar engkau memperlakukan penduduk desa dengan baik kerana mereka adalah asal bangsa Arab dan termasuk Maddatul Islam.

Hendaklah engkau mengambil yang berlebih dari harta benda orang orang kaya diantara mereka untuk kemudian engkau serahkan kepada fakir miskin diantara mereka. Aku wasiatkan agar engkau memperlakukan ahludz dzimmah (kafir zimmi) dengan baik, membela mereka dari serangan musuh mereka, dan jangan engkau membebani mereka dengan sesuatu yang diluar kemampuan mereka. Lakukan hal itu bila mereka menunaikan kewajiban kepada kaum muslimin baik secara suka rela maupun terpaksa. Aku wasiatkan kepadamu untuk bertakwa kepada Allah, berhati hatilah dari Nya dan takut akan murka Nya. Aku wasiatkan kepadamu agar takut kepada Allah dalam menjaga hak manusia dan jangan takut kepada manusia dalam menjaga hak Allah swt. Aku wasiatkan kepadamu agar berlaku adil kepada rakyat. Curahkanlah pikiran, tenaga, dan waktumu untuk memenuhi kebutuhan mereka, serta janganlah engkau lebih mengutamakan si kaya daripada si miskin. Semua itu adalah pemberi ketentraman bagi hatimu dan penghapus dosamu. Kebaikan akan menjadi balasan perbuatanmu itu. Aku perintahkan engkau untuk bertindak tegas dalam masalah yang menyangkut perintah, batasan batasan, larangan larangan Allah, baik kepada orang yang dekat maupun orang yang jauh denganmu. Jangan engkau kasihani seorangpun yang menyalahi perintah Allah karena bila itu terjadi, maka engkau telah ikut melanggar kehormatan Allah, sama sepertinya. Bersikaplah sama rata kepada semua orang, dan jangan sampai celaan orang yang mencela memalingkan engkau dari jalan Allah.

Janganlah sekali sekali engkau menunjukan rasa suka dan bersikap lebih mendahulukan kepentingan diri sendiri daripada orang lain pada harta rampasan yang diamanahkan Allah kepadamu untuk orang orang mukmin. Hal itu akan membuatmu bertindak aniaya dan zalim dan dengan begitu engkau telah mengharamkan kepada dirimu sendiri dari apa yang telah Allah halalkan untukmu. Sesungguhnya engkau telah berada di salah satu kedudukan dunia dan akhirat. Bila dalam kehidupan duniamu engkau berusaha berpaling dan zuhud dari hal hal yang dihalalkan oleh Allah kepadamu, berarti engkau telah mengerjakan iman dan redha di dunia. Namun jika hawa nafsu dapat mengalahkanmu, maka engau telah mengerjakan yang dimurkai Allah. Aku wasiatkan kepadamu, jangan engkau izinkan dirimu, begitu pula selain dirimu untuk menzalimi ahludz dzimmah. Aku wasiatkan kepadamu, menganjurkan, dan menasihatimu untuk mencari keredhaan Allah dan keberuntungan di akhirat. Akau pilih menunjukimu dengan hal hal yang juga aku pakai untuk menunjuki dan juga anakku. Sekiranya engkau melaksanakan nasihatku dan menjalankan perintahku, maka engkau akan memperoleh bagian yang berlimpah dan keuntungan yang memadai. Namun jika engkau tidak menerima dan tidak peduli akan nasihatku, dan juga tidak bermusyawarah dengan orang lain untuk masalah masalah besar yang karenanya Allah akan redha padamu, sesungguhnya yang demikian adalah suatu aib dirimu. Padahal pendapatmu sendiri belum tentu benar kerana hawa nafsumu ikut serta di sana.

Pemimpin segala dosa adalah iblis, ialah yang menyerukan kebinasaan. Iblislah yang telah menyesatkan dan menggiring generasi generasi terdahulu ke dalam neraka. Akan menjadi yang paling buruk bila seseorang berlindung kepada musuh Allah, musuh yang menyeru untuk bermaksiat kepada-Nya.

Tunggangilah kebenaran dan ceburkan dirimu dalam kesusahpayahan menuju kebenaran. Jadilah engkau penasihat bagi dirimu sendiri. Demi Allah, aku berharap ketika engkau berdoa, semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada kaum muslimin, engkau juga menghormati yang tua, menyayangi anak kecil, serta memuliakan ulama ulama mereJanganlah engkau memukul mereka kerana hal itu akan membuat mereka merasa rendah dan terhina.

Jangan menghalangi pemberian pemberian diperuntukkan mereka karena hal itu akan menjatuhkanmu dalam kemiskinan. Jangan mengumpulkan mereka untuk tujuan tujuan tertentu atau menghalangi mereka untuk kembali kepada keluarga mereka karena hal itu akan memutuskan keturunan mereka. Janganlah engkau membiarkan harta kekayaan mereka berputar di antara orang orang kaya saja. Buka pintu rumahmu untuk menerima pengaduan mereka, agar yang kuat di antara mereka tidak memakan yang lemah.

Wallahu'alam

sumber:- al-Humawi, Zuhair. Washaaya wa Izhaat Qiilat fi Aakhiril-Hayaat / Wasiat
wasiat akhir hayat dari Rasulullah, Abu Bakar dll,


RASA MALU..



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيم


Malu adalah akhlak indah dan terpuji. Malu adalah sifat yang sempurna dan perhiasan yang anggun. Terlebih indah jika malu ini menghiasi seorang muslimah. Sifat malu selalu tumbuh dalam sikap yang baik dan memadamkan keinginan untuk berbuat tercela. Allah telah mentakdirkan sifat malu ini hanya ada pada manusia untuk membezakannya dengan haiwan. Malu adalah potret peribadi yang agung dan terpuji.


Tentang keutamaan malu ini Rasulullah S.A.W bersabda:


"Malu dan iman adalah bersaudara, maka jika salah satu dari keduanya itu dicabut, tercabut pulalah yang lainnya." (HR. Al Hakim, shohih)"


Sesungguhnya setiap agama itu mempunyai akhlak, dan akhlak Islam adalah rasa malu." (HR. Malik, Ibnu Majah, Al Hakim, shohih)

Tuesday, May 18, 2010

CARA MENJAGA HUBUNGAN DAN MASALAH HATI..





بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيم



Adakah anda pernah berada atau melalui situasi seperti dibawah ini?? Semoga dapat dijadikan panduan dalam menghadapi situasi seperti ini mengikut tuntutan syara'..

Saya telah berkenalan dengan seorang pemuda yang alim dan warak orangnya. Dia banyak memberi nasihat dan panduan agama kepada saya. Sejak berkenalan dengannya, saya telah banyak berubah. Saya mengikuti nasihatnya agar menutup aurat dengan sempurna dan tidak meninggalkan solat lima waktu. Saya dapat rasakan ada perasaan indah yang timbul dalam hati sanubari saya terhadapnya. Saya selalu berangan-angan agar dapat bersamanya sebagai suami isteri suatu hari nanti. Ustaz, apakah yang saya lakukan ini dalam keredaan Allah? Tidakkah saya berubah kerana pemuda tersebut, bukan sepenuhnya kerana Allah SWT? Bagaimana untuk memastikan agar saya sentiasa berada di landasan yang betul? Terima kasih atas kesudian ustaz menjawab persoalan ini.

Jawapan : Tahniah, kerana bertemu dengan pemuda yang alim dan warak. Dalam hal yang melibatkan hubungan lelaki dan wanita, Islam cukup teliti dan sering dituduh sebagai ‘konservatif’ dari kacamata barat. Hakikatnya, Allah maha bijaksana dan amat mengetahui baik dan buruk untuk manusia di dunia dan akhirat. Justeru, jika dilihat dari apa yang telah meresapi hati saudari, bolehlah di katakan saudari sudah ‘jatuh hati’ kepada si pemuda tadi serta memasang niat baik untuk mempersuamikannya. Sebagai manusia biasa, ia sememangnya satu niat dan perasan yang sukar di tolak. Bagaimanapun, saudari perlulah mengawal semua batasan perhubungan dengan pemuda tadi bagi mendapat keredhaan Allah. Tindakan berikut perlulah saudari lakukan :-

1)
Meluahkan hasrat secara berselindung tetapi boleh di fahami kepada pemuda tadi untuk membina “rumahtangga” bersama.

Ia berdasarkan tindakan Khadijah yang menggunakan orang tengah, dan juga seorang wanita lain yang tanpa segan silu menyatakan hasratnya kepada baginda SAW. Imam Al-Bukhari di dalam sohihnya meletakkan satu bab bertajuk “ Wanita mendedahkan / menawarkan dirinya kepada lelaki Soleh” (Rujuk Kitab Nikah) ; , juga terdapat satu riwayat bahawa Anas r.a berkata di sisi anak perempuannya : telah datang seorang wanita kepada Rasulullah SAW lalu menawarkan dirinya (untuk menjadi ist
eri baginda) ; berkatalah wanita itu : “ Adakah dikau punyai hajat kepadaku? “ ; maka anak perempuan Anas menyampuk : “ Alangkah kurangnya malu si wanita itu dan amat malunya perbuatannya ” ; maka Anas menjawab : “ Dia lebih baik darimu, ia berkehendakkan Nabi SAW lalu menawarkan dirinya kepada baginda SAW” ( Sohih Al-Bukhari, 7/17 ). Imam Ibn Hajar menegaskan tiada catatnya wanita menawarkan dirinya untuk menjadi isteri kepada seorang lelaki ( Fath al-Bari, 9/175 ) Justeru, jangan terlalu terpengaruh kononnya orang wanita tidak boleh melamar si pemuda yang baik lagi warak. Teruskan hasrat dan jangan bertangguh dalam melakukan hal yang baik. Malah Khawlah bt Hakim adalah dari kalangan wanita yang menawarkan dirinya kepada Nabi SAW ( Sohih al-Bukhari, 7/15)

( 2) Saudari diizinkan untuk menjemput si pemuda ke rumah saudari bagi memperkenalkannya kepada kedua Ibu bapa saudari.

Dengan kewujudan ibu bapa atau ‘wali’ lain di majlis itu, saudari dibenarkan untuk berada bersama di ruang tamu (dengan menutup aurat lengkap) dan tidak perlulah bersembunyi di dalam bilik. Ia berdasarkan hadith-hadith yang mengizinkan lelaki dan wanita yang berniat untuk kahwin, bagi mengenali dengan lebih dekat bakal pasangan masing-masing.
Antaranya dalilnya : “telah datang kepada Nabi SAW seorang lelaki lalu menceritakan bahawa ia ingin memperisterikan seorang wanita Ansar, maka Nabi bersabda : “Adakah kamu telah melihatnya? : “Belum jawabnya” ; Nabi menjawab : “ Pergilah kamu melihatnya kerana di mata wanita Ansar ada sesuatu (tanda)” ( Riwayat Muslim) Juga pesan Nabi kepada Mughirah bin Syu’bah selepas mengetahui ia ingin meminang seorang wanita : “ Pergilah melihatnya, sesungguhnya ia lebih menjamin berkekalannya – bagi menilai kesesuaian- (perkahwinan) kamu berdua” ( Riwayat Ahmad, At-Tirmidzi, Ibn Hibban ; Hasan menurut At-Tirmidzi no 1087, cet Maktabah al-Ma’arif ; Sohih menurut Albani ) Perlu diingat bahawa melihat bukan hanya dengan mata, tetapi ia juga membawa maksud suatu meninjau sikap, budi bahasa, cara hidup dan apa-apa info yang dapat menambahkan ketepatan pemilihan pasangan (kecuali yang HARAM dibuat dan dilihat). (Fiqh as-sunnah, Sayyid Sabiq, 2/23 dengan tambahan, Nizom al-Usrah, Dr Muhd ‘Uqlah, 1/206)

( 3) Jangan bertangguh atau berhubung tanpa ikatan sah terlampau lama, ( Nizom al-Usrah, 1/216) kerana ia amat mudah membawa kepada yang haram.

Perihal berangan-angan saudari tadi juga bukanlah sesuatu yang baik untuk diteruskan. Nabi SAW menyatakan : “ Tidak dilihat (penyelesaian) bagi dua orang yang cinta-mencintai kecuali NIKAH ” ( Riwayat Ibn Majah, al-Hakim, sohih menurut al-Hakim, As-Suyuti , Al-Jami’ As-Soghir, no 7361, 4/397 cet Jahabersa) . Al-Allamah Al-Munawi menegaskan ubat yang terbaik bagi pasangan yang sedang asyik bercinta dan kasih adalah Nikah ( Faidhul Qadir, 5/294)


(4)
Jangan menghebahkan kepada awam sekali mana belum di ijab kabulkan, kerana ikatan ‘janji untuk berkahwin’ boleh membawa fitnah dengan mudah. ((Nizom al-Usrah Fil Islam, 1/214)

(
5) Jangan bertemu berdua-duaan di luar, sama ada di tempat terbuka atau tertutup, kecuali diringi mahram lelaki yang telah dewasa dan mampu menilai baik buruk menurut Islam.

Saya nyatakan begini kerana ramai juga mahram lelaki yang ‘merapu’ dan tidak langsung punyai ilmu tentang batas hubungan lelaki wanita menurut Islam. Kehadiran orang seperti ini, tidak mencukupi syarat yang ditetapkan Islam.


(6)
Mengurangkan komunikasi yang tidak berkenaan, serta mengawal isi kandungan perbincangan dari yang membawa syahwat.

Mengetahui hati budi bakal pasangan menggunakan alatan media elektronik seperti email, surat dan sms lebih baik dari bercakap dalam banyak keadaan (kerana mendengar suara mudah menaikkan syahwat), bagaimanapun, saya tidak menafikan email, surat dan sms juga boleh menaikkan syahwat, tetapi saya kira secara ‘verbal’ lebih mudah.

7) Kerana perbicaraan adalah panjang dan dalil amat banyak, ringkasan perkara perlu ( semuanya menurut dalil al-Quran & Al-hadith) dijaga seperti berikut :-


a. Haram bersentuh, menyentuh satu sama lain.

b. Haram ber”dating” tanpa disertai mahram yang thiqah.

c. Haram berbicara dan bersembang dengan syahwat. ( sms, phone, chat, mesengger )

d. Awas fitnah masyarakat sekeliling.

e. Awas fitnah dalam diri anda dan pasangan.

f. Haram melihat kepada aurat masing-masing.

g. Awas daripada bertukar gambar.

h. Awas daripada hebahan umum sebelum di ijab kabulkan.

Wallahu’alam


dipetik dari :- www.zaharuddin.net





Sunday, May 16, 2010

HATIMU UNTUK SIAPA???




بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيم


Saya bertanya kepada emak, mana satu pilihan hati, orang yang sayangkan kita atau yang kita sayang?


Mak jawab, kedua-duanya bukan..


Saya tercengang.. Mak mengukir senyuman.

Pilihan hati mak adalah yang sayangkan kita kerana Allah.. Saya menarik nafas dalam-dalam.

Macam mana nak tau orang tu sayang kita kerana apa? Mak diam sekejap berfikir dan kemudian tersenyum.

Rasanya, mak dapat menduga apa yang sedang bermain dalam hati anak perempuannya.


Mana mungkin saya mampu menyorokkan rahsia hati dari mak sedangkan sekilas saya pun mak mampu membacanya.. Yang paling tahu hanya Allah.. mak merenung dalam-dalam wajah anaknya. Kerana hanya Allah mampu membaca hati hambaNya..mak menyusun ayat-ayatnya. Dan keikhlasan kerana Allah itu akan terserlah keberkatannya tanpa perlu sengaja ditonjokan oleh seseorang tu..

Saya memintas, Tak faham..

Mak menyambung Cinta di dalam jalan Allah.. Bertemu kerana sama-sama mencari redha Allah.. Mak menyambung lagi, begini, setiap insan yang bergelar manusia telah Allah ciptakan berpasang-pasangan. Rasa ingin dikasihi antara seorang suami dan isteri suatu fitrah. Automatik boleh ada daya tarikan magnet tu..Wajah saya merah, sedikit cemas jika mak dapat mengesan gelora jiwa muda ini.. Mak menyambung, Setiap manusia telah Allah tetapkan rezeki, jodoh dan maut sejak azali lagi.. Persoalannya ialah.. Siapakah jodohnya itu? mak berhenti
seketika. Saya tunduk malu, cuba menyorokkan rasa panas di pipi. Emak buat-buat tidak nampak.

Secret Admire


Kakak, mak dulu masa besar ada secret admire.. Rajin betul dia hantar surat..Masa tu mak dah tahu yang bercinta sebelum kahwin ni tak halal..Dan masa tu mak tekad tak mahu layan sebab mak takut arwah tokwan kena seksa dalam kubur.. Mak sedar mak anak yatim, anak orang miskin, adik beradik ramai.. Mak nak belajar sungguh-sungguh. . Lama budak tu tunggu mak.. Akhirnya mak bagi kata putus, mak hanya akan membalas cinta dia jika dia sah suami mak.. Dan dia memang bukan jodoh mak, maka tak pernah dia menerima
balasan cinta tu. Mak merenung jauh. Saya merapatkan badan kepada emak, semakin berminat dengan kisah lama mak..

Mak memang tak ada perasaan lansung pada dia ke? saya menyoal sambil memandang tajam wajah mak. Emak ketawa kecil. Walaupun mungkin ada, mak tak pernah bagi peluang pada diri mak untuk mengisytiharkan perasaan tu..

Mak takut pada Allah...

Mak bukan seperti rakan sebaya mak yang lain.. Mak, seperti kakak..mak memandang saya sambil memegang pipi dan dagu saya. Kemudian tangannya mengusap rambut di kepala saya.

Mak anak ustaz ustazah.. Tapi zaman tu ustaz ustazah nya masih berkebaya pendek dan ketat. Tok wan mak kiyai. Mungkin berkat doa keturunan sebelum ni
yang soleh-soleh, hati mak tertarik sangat pada agama walaupun tiada
sesiapa yang mendorong..

Bila di sekolah, mak pelajar pertama yang bertudung.. Mak membawa imej agama. Kawan-kawan dan cikgu-cikgu panggil mak dengan gelaran mak Aji.. Sebab zaman tu hujung 70an dan awal 80an tak ramai lagi yang bertudung betul menutup auratnya..Zaman tudung nipis dan nampak jambul. Kemudian kawan-kawan mak sikit-sikit ikut bertudung.

Akhirnya kami semua dipanggil di perhimpunan. Kami dimarah guru besar kerana bertudung sedangkan ustazah kami bertudung tapi nampak jambulnya.. emak melemparkan pandangan ke lantai. Selepas tu ustazah jumpa kami secara persendirian. Ustazah kata dia tak mampu nak pakai seperti kami. Dia suruh kami teruskan.. sambung emak. Ada getar di hujung suara emak. Kisah silam perjuangan emak di sekolah dahulu sikit-sikit emak ceritakan pada saya. Itulah juga salah satu inspirasi kepada saya untuk bangkit semula setiap kali terjatuh ketika berjuang di sekolah dulu.

Mungkin kerana personaliti mak, mak menjadi tempat rujukan kawan-kawan mak.. Jadi, bila mak nak ambil sesuatu tindakan, mak kena fikir betul-betul sama ada tindakan mak tu akan menyebabkan Allah marah atau tidak. Mak ayah berdosa tak?

Dan maruah pembawa agama terjejas tak? Kalau mak membalas cinta si lelaki tadi, bermakna mak sedang menconteng arang di muka-muka pembawa pembawa agama. Orang akan pandang serong terhadap orang yang bertudung
sedangkan kesilapan tu hanya seorang dua yang buat. Besar fitnah akan timbul apabila orang-orang agama mengambil ringan batas syariat duhai anak..mak menelan air liurnya. Saya diam. Fikiran saya sedang cuba memahami maksud mak saya.

Adakah ia suatu diskriminasi?

Kakak..
Jatuh cinta perkara biasa. Apabila kita jatuh cinta pada seseorang, itu tandanya ada sesuatu keistimewaan pada seseorang tu. Apatah lagi orang yang kita jatuh cinta tu di atas jalan dakwah ni..Tetapi kita kena ingat.. Kita tak akan dikahwinkan dengan seseorang atas sebab jatuh cinta atau saling cinta mencintai..

Bercouple mungkin.. Tetapi bukan berkahwin.. Kerana kita berkahwin dengan jodoh kita, jodoh yang Allah dah tetapkan sejak azali.. Dan tak mustahil orang yang kita paling benci itulah jodoh kita yang kita akan dikahwinkan dengannya..
Tiba-tiba air mata saya mengalir. Argh! Ego saya kalah bila mendengar hujah emak. Emak meneruskan, Allah itu Maha Adil.. Dia tak pernah
menzalimi hambaNya..

Sesungguh nya, yang selalu menzalimi hambaNya ialah diri hamba tu sendiri.. Sebabnyam hamba tu degil. Dia mahukan yang bukan haknya, yang bukan milik dia. Mencintai seseorang tidak
semestinya memilikinya.

Dalam Islam, kita dah diajar untuk saling mencintai antara satu sama lain seperti diri sendiri.. Jadi apabila kita mencintai saudara perempuan, kita bebas peluk dia. Tetapi bila dengan lelaki, kita ada batas-batasnya. Orang kafir kata batas-batas ini suatu diskriminasi, tetapi sebenarnya batas-batas syariat itulah yang memelihara kehormatan seorang lelaki dan seorang
perempuan.

Cuba kakak renungkan..

kita mengenali seorang insan yang amat baik, sempurna agamanya dan rajin. Lalu kita jatuh hati padanya. Ditakdirkan jodohnya dengan insan lain, kita pula dengan yang lain.. Tetapi itu tidak bermakna ukhwah antara kita dan dia terputus.. Kita dan dia sama-sama mencari redha Allah.. Kita dan dia masih boleh sama-sama bekerjasama untuk mencari redha Allah.. Perbezaannya, dia
halal untuk isterinya sedangkan untuk kita, dia tetap lelaki ajnabi
seperti yang awalnya. emak berhenti seketika..

Bukan luar biasa
Tentu kering tekak emak menerangkan kepada saya persoalan hati ini. Kakak..
jadi di sini mak nak kakak faham, jatuh cinta bukan perkara luar biasa. Dan berkahwin pun bukan suatu jaminan untuk tak jatuh cinta pada lelaki lain.. Kerana itulah ramai isteri yang curang, suami yang curang.. Ada orang tukar pasangan macam tukar baju. Apa yang penting ialah kita kena perjelaskan pada diri kita supaya setiap kali kita jatuh cinta, jatuh cinta itu kerana kita jatuh cinta kepada Pencipta dia.

Kita bagi tau pada diri kita berulang kali yang kita mencintai Allah, kerana itu kita mencintai si dia. Letakkan Allah sebagai sempadan hati kita, segala perkara yang kita cintai dan sayangi termasuk mak abah adalah kerana mencintai Allah.. Dan apabila kita membenci seseorang atau sesuatu, beri tahu pada diri sendiri
berulangkali yang kita benci sekian-sekian hal kerana Allah semata-mata. .

Kakak..

Hati kita ni walaupun dalam dada kita sendiri, ia tetap bukan milik kita. Kita tak mampu untuk mengawalnya. . Hanya Allah yang boleh memegangnya. . Sebab tu kita kena dekatkan diri dengan Allah.. Sebab kita nak dia pegang kukuh-kukuh hati kita. Bila dia pelihara dan masuk dalam hati kita, itulah nikmat lazatnnya
bercinta.

Masa tu biarpun satu dunia menyakiti kita, kita tak rasa sakit sebab kita asyik dengan nikmat bercinta dengan Allah..Bercinta dengan Allah sangat berbeza dari bercinta dengan manusia. Kerana tentulah pegalaman bercinta dengan lelaki kaya,rupawan, sempurna dan bijaksana tak sama rasanya bercinta dengan lelaki miskin, hodoh,cacat dan dungu.. Betapa nikmatnya cinta Allah, hanya mereka yang pernah merasai sahaja yang mampu mengerti.


Redha




Dan mungkin kakak ada kekuatan yang dapat mengubah si lelaki tadi supaya
hidup dia bermakna dan mungkin kakak sahaja yang mampu mencungkil kelebihan yang ada pada dia.. Mungkin juga si lelaki ini ada sesuatu kelebihan yang kakak sangat-sangat perlukan yang satu dunia tak mampu bagi pada kakak.. Alangkah bertuahnya kakak kalau kakak mengerti setiap pemberian Allah dan belajar untuk bersyukur.. Sekali lagi berjuraian air mata saya turun. Terasa lemah lutut hendak berdiri.

Emak menarik tubuh saya dan memeluk erat. Pelukan emak sangat-sangat kuat.
Emak dah didik anak emak dari belum lahir untuk mencintai Allah..

Sekarang emak serahkan anak emak yang mak sayang sangat ini pada Allah untuk Dia pelihara.Emak mengakhiri kata-katanya dengan suara sebak dan air mata yang mengalir ke bahu saya.